fbpx
Keutamaan Puasa Arafah 9 Dzulhijjah Dalam Hadits

Keutamaan Puasa Arafah 9 Dzulhijjah Dalam Hadits

Dalam menyambut datangnya perayaan Idul Adha pada 10 Dzulhijjah, sebagian umat muslim berlomba-lomba melakukan amalan bulan Dzulhijjah. Mulai dari berqurban yang penuh manfaat hingga puasa Arafah dan Tarwiyah. Banyak riwayat hadits sahih menyebutkan keutamaan puasa Arafah yang sayang jika Anda tinggalkan.

Keutamaan puasa Arafah ini menilik langsung riwayat kisah Rasulullah SAW dari Abu Daud:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ تِسْعَ ذِى الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنَ الشَّهْرِ وَالْخَمِيسَ

Artinya:

Rasulullah SAW biasa berpuasa pada 9 hari awal Dzulhijjah, pada hari Asyura (10 Muharram), berpuasa 3 hari setiap bulannya, dan puasa awal bulan di hari Senin dan Kamis.” (HR. Bukhari)

Bagi umat muslim yang tidak menjalankan ibadah haji, Allah SWT mensunnahkan umat-Nya untuk melaksanakan puasa Arafah, tepatnya pada 9 Dzulhijjah (1 hari sebelum Idul Adha). Mengapa puasa ini sangat mulia dan istimewa untuk Anda lakukan?

Sebab, ibaratnya, Anda diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk menghapus dosa-dosa Anda. Selain itu, menjalankan puasa Arafah sama dengan upaya Anda dalam mengilhami keutamaan bulan Dzulhijjah.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Qotadah berikut ini.

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

Artinya:

Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162)

Namun, ketentuan pengampunan dosa yang di maksud dalam ayat tersebut sempat di perselisihkan oleh beberapa ulama. Ada yang menyebutkan bahwa dosa yang Allah SWT ampuni adalah dosa yang bersifat dosa ringan atau kecil.

Imam Nawawi berpendapat bahwa, “Jika bukan dosa kecil yang Allah SWT ampuni, maka semoga dosa besar lah yang diperingan oleh-Nya. Apabila tidak, maka semoga di tinggikan derajat (umat muslim).”

Di sisi lain, bagi orang yang menjalankan ibadah haji tidak di sunnahkan untuk berpuasa Arafah. Hal ini di latarbelakangi oleh kisah Rasulullah SAW saat hari Arafah:

عَنْ مَيْمُونَةَ – رضى الله عنها – أَنَّ النَّاسَ شَكُّوا فِى صِيَامِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – يَوْمَ عَرَفَةَ ، فَأَرْسَلَتْ إِلَيْهِ بِحِلاَبٍ وَهْوَ وَاقِفٌ فِى الْمَوْقِفِ ، فَشَرِبَ مِنْهُ ، وَالنَّاسُ يَنْظُرُونَ

Artinya:

Maimunah ra berkata bahwa saat itu para sahabat berdebat apakah Nabi SAW berpuasa pada hari Arafah. Lalu, Maimunah mengirimkan satu wadah susu kepada beliau yang dalam keadaan wukuf. Nabi SAW meminum susu tersebut dan orang-orang pun menyaksikannya.” (HR. Bukhari)

Dengan demikian, ada baiknya umat muslim yang sehat, tidak sedang sakit, atau tidak sedang dalam perjalanan jauh untuk melaksanakan puasa Arafah. Karena Allah SWT telah merumuskan ganjaran yang sangat besar, yaitu pengampunan dosa, sebagai keutamaan puasa Arafah yang begitu nikmat.

Leave A Comment

Cart

Tidak ada produk di keranjang.

Create your account

Chat dengan team kami